surabayaakselerasi.blogspot.com. Duta Besar (Dubes) Thailand, HE. Mr. Thanatip Upatising, pernah berkunjung ke Surabaya yaitu pada tahun 2011 yang diterima Wakil Walikota Surabaya, Bambang DH.
Maksud kunjungan Delegasi Thailand ini sebagaimana yang dituturkan Konsul Kehormatan Thailand, Mrs. Onny Asri Miryam, bertujuan untuk menjalin hubungan baik antara Thailand dan Surabaya seperti Sister City merupakan bentuk kerja sama bagaimana caranya agar kedua kota antar negara dapat menjalin kerja sama saling menguntungkan kedua belah pihak.
Bangkok berminat menjalin kerja sama sister city dengan surabaya. Kota Bangkok mempunyai beberapa point persamaannya dengan Surabaya dari sisi marketnya, sisi pengelolaan sampahnya, bagaimana mengelola pertamanannya, dan penangkalan burung atau pengelolaan farming (pertanian).
Sebelumnya Kota Surabaya telah menjalin kerja sama dengan kota-kota lain di luar negeri yang dikenal dengan Sister City. Adakah keuntungan yang diambil dengan menjalin kerja sama Sister City bagi penyelesaian problem kota Surabaya?
Surabaya, kota yang memiliki luas wilayah 326 kilometer persegi dan berpenduduk 2,5 juta jiwa menjadi kota yang sarat problem perkotaan. Tantangan bagi Pemerintah Kota Surabaya untuk menyelesaikan problem yang harus segera dicarikan solusinya.
Sebagai kota metropolitan, Surabaya perlu belajar dari kota lain termasuk kota yang ada di Negara lain, belajar bagaimana cara menyelesaikan problem yang sama dengan problem yang dialami kota Surabaya. Oleh karena itu pemerintah kota Surabaya menjalin kerja sama Sister City dengan beberapa Negara.
Surabaya mempunyai kota kembar (sister city) yaitu bentuk kerja sama Sister City yang telah terjalin dengan Kota Surabaya, seperti : Busan (Korea), Kochi (Jepang), Xuangzhou dan Xianmen (Cina), Seattle (Amerika), Shah Alam (Malaysia), Marseille (Perancis), Varna (Bulgaria). Dan dalam waktu dekat akan dibangun Sister City antara Bangkok (Thailand) dengan Surabaya. Selanjutnya tidak hanya city sister, tapi juga dikembangkan kerja sama dalam bentuk sister university dan sister port yang banyak memberikan manfaat.
Seperti contoh : Negara Belanda, Negara ini mampu mengendalikan laut, kota di Belanda otomatis tidak mengalami banjir. Bagaimana Negeri Kincir Angin bisa menyelesaikan problem banjir, hal ini yang harus dipelajari kota Surabaya
Kerja sama Sister City merupakan bentuk kerja sama yang fungsinya tukar informasi. dan kerja sama di berbagai bidang dimana jangkauannya sangat luas seperti bidang pendidikan, kebudayaan, olah raga, infrastuktur urban, ekonomi dan perdagangan, perlindungan lingkungan, pertanian, kesehatan, prostitusi dan lainnya. Intinya kerja sama itu memiliki karakteristik yang sama atas problem yang dihadapi oleh kedua kota yang menjalin kerja sama Sister City.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari hubungan kerja sama Sister City ini antara lain : 1. Di bidang Kesehatan, dari kerja sama Sister City sedikit banyak menghasilkan dokter-dokter bedah yang lebih terampil dan dan ahli. 2. Di bidang sosial, dari kerja sama ini memberikan sumbangsih dan donasi yang sangat berguna untuk membantu saudara-saudara kita yang mengalami bencana alam, 3. Di bidang Teknologi, dari kerja sama ini mendapat transfer knowledge bagaimana mengelola kualitas air yang ada saat ini hingga ditingkatkan kualitasnya untuk kepentingan konsumsi air minum masyarakat perkotaan, 4. Di bidang perdagangan, dengan mengikuti expo bisnis akan membuka pangsa pasar yang lebih luas di luar negeri bagi para pebisnis Surabaya dengan meningkatkan daya saing dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan bagi perekonomian kota Surabaya. 5. Di bidang kualitas sumber daya manusia (SDM) pegawai pemerintah, dari kerjasama ini diharapkan pemerintah kota surabaya dapat menyerap dan menerapkan etos kerja pegawai pemerintah kota dari Sister City. 6. Di bidang pengelolaan laut, dari kerja sama sister city ini memperoleh pengetahuan bagaimana mengoptimalkan pengelolaan sumber daya kelautan. 7. Di bidang kerajinan, diperoleh pemerintah kota Surabaya berkesempatan mempromosikan produk yang diminati pasar asing seperti batik, handicraft, clay, craft kupu, alat musik, kopi, produk pupuk dan pengolahan limbah organik.
Sisi Negatif
Nilai positif dari kegiatan tentu tidak lepas dari sisi negative yang menyertainya. Seperti halnya program kerja sama Sister City. Sisi negative Sister City adalah :
1. Adanya kemungkinan tumpang tindih materi pembelajaran yang akan dipelajari atau program kerja sama yang dibangun kurang tepat atau hal-hal yang dipelajari kurang manfaatnya bagi penyelesaian problem perkotaan yang dirasa sangat urgent. Jika hal ini terjadi, jelas hanya menghabiskan dana rakyat yang ada di APBD kota Surabaya.
2. Kerja sama ini membutuhkan dana kunjungan ke luar negeri. Dana yang dibutuhkan tentunya sangat besar. Harus dipertimbangkan secara teliti anggaran yang tersedia dengan kebutuhan melakukan kunjungan. Skala prioritas pemilihan program kerja sama benar-benar sepatutnya difokuskan pada upaya memperoleh masukan untuk penyelesaian problem perkotaan dengan meminimalisir besaran dana APBD kota Surabaya yang digunakan.
3. Tindakan purna kerja sama Sister City kurang optimal. Kerja sama Sister City yang menelan anggaran APBD kota Surabaya cukup besar harus diimbangi penerapan ‘hasilnya’ untuk menyelesaikan problem perkotaan Surabaya. Pengiriman delegasi dari Surabaya yang konon tanpa biaya namun jumlah yang dikirim hanya satu (1) orang untuk satu program satu Sister City. Bagaimana mampu 1 orang menyelesaikan problem perkotaan Surabaya yang cukup luas dan padat ini.
Bagaimana Menghitung Langkah Kedepan
Langkah kedepan pemerintah kota Surabaya harus mencermati kerja sama Sister City baik yang sudah terjalin maupun yang sedang dijajaki berikutnya. Ada beberapa point yang perlu diperhatikan pemerintah kota Surabaya, seperti : Tentang anggaran dana yang dikeluarkan untuk membiayai pelaksanaan kerjasama Sister City harus dialokasikan dengan cukup, termasuk dana yang harus disediakan jika Pemerintah kota Surabaya menerima delegasi dari kota Sister City.
1. Meskipun ‘katanya’ kerja sama ini tidak mengeluarkan biaya sepeserpun toh akhirnya timbal baliknya pemerintah kota Surabaya akan mengalokasikan dana yang cukup besar juga jika delegasi dari kota Negara Sister City datang ke Surabaya.
2. Cermati program kerja sama Sister City yang ditawarkan, adakah program yang pernah dijalankan atau sedang dijalankan dengan kota lainnya sama dengan program yang diajukan oleh bakal Sister City. Jika sama ajukan dengan program kerja sama lainnya.
3. Pemerintah kota Surabaya harus melakukan koordinasi yang baik antara dinas terkait atau antara departemen satu dengan lainnya jika akan mengembangkan hasil kerja sama Sister City. Seperti penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah salah satu problem perkotaan yang sampai saat ini masih semrawut, seharusnya dari hasil kerja sama Sister City pemerintah kota Surabaya dapat merencanakan penataan PKL Surabaya yang lebih tertib, lebih rapi, enak dipandang mata.
4. Pemerintah kota Surabaya mestinya dapat mengembangkan potensi lainnya dari kota Surabaya yang mungkin kurang mendapat perhatian lebih, seperti contoh bidang pengembangan pengelolaan kekayaan laut dan pengembangan pengelolaan tata ruang wilayah pantai dan pesisir, meskipun nantinya terdapat benturan namun tetap perlu adanya koordinasi untuk meminimalisir berbagai benturan kepentingan antar departemen yang terkait dengan laut, wilayah pantai dan wilayah pesisir.
5. Dengan melibatkan civitas academika dari beberapa perguruan tinggi terkait tentu pemerintah kota Surabaya akan merasa diringankan bebannya dalam menyelesaikan problem perkotaan Surabaya kedepan, sebab sedikit banyak perguruan tinggi memiliki para ahli atau pakar dalam bidang tertentu yang dapat membantu memberikan sumbangan tenaga dan pemikirannya guna mengatasi problem perkotaan Surabaya.
6. Harapan masyarakat Surabaya dengan kerja sama Sister City, Surabaya dapat belajar banyak dari kota-kota lain sehingga pemerintah kota Surabaya dapat membuat kebijakan yang pro rakyat dengan menyelesaikan problem perkotaan yang ada dan kedepannya mampu menjadikan kota Surabaya tidak hanya menjadi lebih maju dari kota-kota lainnya di Indonesia, tapi yang lebih penting adalah menjadi kota yang lebih baik, dan lebih maju dari segi tata kelola pemerintahan dan perkotaan, serta lebih nyaman baik sebagai tempat tinggal, pemukiman, dan tempat usaha dengan menurunkan peringkatnya sebagai kota termahal ke 21 (dua puluh satu) di Indonesia saat ini ==========================
*Sumber : dari Berbagai Sumber (Red/Zul/Kabar Pemerintah Kota)
Sumber : http://www.infoperkembangankotasurabaya.blogspot.com/
Diposting surabayaakselerasi.blogspot.com/Kabar Seputar Surabaya/Admin/A.Z/2016.
Sumber : http://www.infoperkembangankotasurabaya.blogspot.com/
Diposting surabayaakselerasi.blogspot.com/Kabar Seputar Surabaya/Admin/A.Z/2016.
===============================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar